Sungguh miris mendengar kaum intelektual dan berwawasan berkelahi ibarat manusia purba yang mempertahankan wilayah kekuasaannya. Inilah yang pantas mencerminkan berita perkelahian pelajar wanita di Kupang yang terjadi pada beberapa hari yang lalu. Perkelahian ini melibatkan 3 sekolah yang berbeda dan yang menyedihkan lagi adalah kejadian ini sudah berulang-ulang terjadi di wilayah yang sama. Para oknum pelajar wanita ini berdalih bahwa geng mereka dilecehkan dan mereka ingin dihargai di wilayah kekuasaannya.
Begitu maraknya perkelahian antar geng baik pelajar pria maupun wanita hingga menimbulkan pertanyaan besar di benakku : apakah sekolah dan aparatnya sudah melakukan tugasnya dengan baik ? Tidak juga.
Karena apabila kepala sekolah , guru pembimbing, guru pengajar dan keamanan sekolah serta didukung oleh murid-murid itu sendiri dapat bersatu padu untuk menjauhkan kekerasan dari institusi sekolah , maka hal ini dapatlah terjadi tanpa kesulitan yang berarti. Dilematisnya , berita kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap muridnya pun sedang marak di Indonesia.
Jadi, para aparat sekolah patut untuk disalahkan walaupun perkelahian tersebut terjadi di luar sekolah. Selain sekolah , orangtua sebagai contoh tingkah laku dasar bagi siswa dirumah pun patut untuk dituding sebagai salah satu penyebab terjadinya kasus kekerasan yang dilakukan oleh geng pelajar wanita ini.
Kenapa ? karena apabila orangtua telah menanamkan tingkah laku kasih dan sayang yang tinggi dalam suatu rumah tangga , maka sang pelajar wanita tidak akan bertingkah laku brutal seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar